Gelar Refleksi Akhir Tahun 2024, Polres Batu Bara Hadirkan Polisi Transparan Akuntabel Dan Profesional
Sepindonesia.com | BATU BARA – Polres Batu Bara melaporkan berbagai keberhasilan sepanjang tahun 2024, dalam acara gelar refleksi akhir tahun…
Sepindonesia.com | KEPSUL – Pulau pas kor merupakan sebua Pulau yang berada di Provinsi Maluku Utara Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) Kecamatan Mangoli Barat, secara umum pulau pas kor tidak berpenduduk karena hanya sebua pulau yang ketinggiannya sekitar 4 meter dari permukaan laut, begitu juga terdapat air tanah yang sangat asin dan tidak dapat untuk diminum, pulau pas kor hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sula untuk menanam kelapa sekaligus tempat nelayan memancing ikan dan persinggahan bagi para nelayan.
Disisi lain kita melihat pulau pas kor lebih jauh kita dapat menemukan bahwa pulau pas kor sangat lah indah dan menarik dalam sudut pandang Wisata Sejarah. Kenapa saya menyebut pulau pas kor sangatlah indah dalam hal wisata?
Karena terdapat terumbu karang yang utuh serta dihiasi dengan beragam jenis ikan serta terdapat pasir puti yang luas hampir mengelilingi pulau, begitu juga dengan ada berapa sumber sejarah yang mengatakan bahwa pas kor pernah dijadikan sebagai tempat putus guru bagi pelajar ilmu silat, dan pas kor dijadikan benteng pertahanan masyarakat sula pada abad-18.
Sejarah Singkat Pulau Pas Kor
Asal nama pas kor itu sendiri berasal dari bahasa sula, pas yang artinya Karang atau bisa disebut pulau yang kecil sedangkan kor yang artinya perkumpulan, jika digabungkan pas kor adalah pulau perkumpulan atau tempat berkumpul bagi para kapita sula.
Baca Juga :
Wakil Bupati Humbahas dan Dirut BPODT Menyusuri Wisata ALam Seribu Goa
Sambut Peserta Touring HDCI, Bupati Harapkan Bisa Membantu Promosikan Pariwisata Samosir
Jauh sebelum Ternate membangun ekspedisi yang dipimpin oleh Sultan Babulah dalam rangka merebut sula, pas kor pernah dipimpin oleh sistem pemerintahan kesukuan sula, setelah ternate membangun ekspansi kesulah barulah pas kor juga tergabung dalam administrasi Ternate, pulau pas kor memang tidak berpenghuni namun sangat penting untuk dipertahankan karena bukan saja untuk membangun pertahan dalam hal menghadapi musuh dari utara maupun barat tapi juga mencegah orang-orang Buton dan Sulawesi yang mau menyerang sula.
Pas Kor Sebagai Tempat Putus Guru
Pas kor sebagai tempat putus guru dalam ilmu persilatan, persilatan adalah sebua pelatihan untuk membela diri dari orang yang berniat jahat atau melindungi diri segala bahaya, yang dimaksud dengan putus guru adalah ujian terakhir bagi peserta yang mau lulus dari ujian sebagai murid, apabila ujian itu sudah diselesaikan maka ia dinyatakan telah lulus ujian atau putus guru, pas kor juga merupak tempat putus guru bagi semua suku yang ada di kepulauan sula, seperti suku mangei, siboyo dan suku sula.
Tradisi putus guru ini terus bejalan sampai abad 18, tradisi seperti ini diceritakan juga oleh Mukarbin Yoioga yang mengakui bahwa tradisi ini bahkan baru berakhir sekitar 200 tahun yang lalu.
Pas Kor Sebagai Benteng Pertahan Masyarakat Sula
Pas kor sebagai benteng pertahan, karena pada tahun 1872-1878 pasukan Canga bersama grobola nya pernah memergoki Pulau Taliabu dan Pulau Mangoli bagian utara, akibat dari penyerangan ini maka orang sula menjadikan pas kor sebagai benteng pertahan untuk menghalau musuh agar tidak menembus Pulau Sulabesi, hal ini juga diceritakan oleh Ibrahim Yoioga bahwa dalam sebulan ada 6 sampai 7 juanga yang selalu melintas diperairan pas kor dan perairan sula, dan iya juga mengatakan bahwa sampai sekarang kita masih bisa jumpai ratusan tengkorak manusia yang belum habis terkubur.
Mengenai oprasi Canga tersebut seluruh orang sula masi menceritakannya, setiap pulau yang disinggahinya akan terjadi perampokan, peperangan dan serta mengambil apa yang bisa meraka jadikan muatan, hal ini bahkan menjadi cerita yang menghantui masyarakat sula, gerobolan canga ini orang sula biasa menyebutnya adalah Tabel Galela (Tobelo Galela) kelompok ini biasa menyerang dari arah laut, mengunakan juanga (pasukan-red) yang banyak, setiap perkampungan yang dilewatinya akan dihancurkan, situasi yang sangat ekstrim dan menakutkan inilah menyebabkan kebanyakan orang orang yang bersembunyi di hutan.
Hal serupa bahkan terjadi juga di pulau tetangga Sula seperti Banggai, Seram dan Obi, oprasi bajak laut ini mulai berhenti ketika Said Muhammad dan perkumpulan nya ikut memberantas dan menyerang pasukan canga yang melewati perairan Bacan, Obi dan Kepulauan Sula.
Selain dari berapa peristiwa yang sangat menakutkan diatas ada juga berapa kelompok nelayan yang orang sula menyebutnya adalah Buton Kadatua, kelompok kadatua pernah di blokade oleh orang-orang sula ketika melawati pas koro, kelompok nelayan kadatua juga sering mengganggu setiap nelayan sula yang sedang menangkap ikan, menghancurkan perahu nelayan, bahkan di Taliabu ada pembakaran perkampungan dan mereka suka membunuh orang dan mengambil kepalanya, orang sula menyebut ciri-ciri orang kadatua berambut panjang dan berwarna kuning.
(Ditulis oleh: Masri Buamona)
Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Kepala Desa Sidorukun Eko Saputra,SP mendapat apresiasi dari masyarakat Desa Sidorukun dan tokoh masyarakat karena selama…
Sepindonesia.com | KARO – Dalam rangkaian Operasi Lilin 2024, Polres Tanah Karo melalui jajarannya dengan cepat menindak lanjuti kejadian bencana…
Sepindonesia.com | SEMARANG – Ketua Umum Askaindo H. Sunarto, HS, SE, ST. menyampaikan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Brigjen Pol…
Sepindonesi.com | LABUHANBATU – Unit Reskrim Polsek Bilah Hulu Polres Labuhanbatu bersama perangkat Desa Linggatiga melaksanakan kegiatan Grebek Sarang Narkoba…
Sepindonesia.com | DELI SERDANG – Kodam I/BB kembali melaksanakan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan berupa paket makanan sehat dan bergizi…
Sepindonesia.com | KARO – Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang terima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) audit kinerja penanggulangan bencana di Kabupaten…