IMG_20241017_223308
Screenshot_2024-10-22-16-18-34-71_c0d35d5c8ea536686f7fb1c9f2f8f274
Screenshot_2024-10-23-20-45-02-91_3a637037d35f95c5dbcdcc75e697ce91

Mengenal Budaya Walima Dan Lom Poa Do Hoi Di kepulauan Sula

IMG_20211117_130259

Sepindonesia.com | KEPSUL –  Manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah Manusia merupakan mahluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Budaya sendiri merupakan bentuk jamak dari kata “budi” dan “daya” yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata “budaya” sebenarnya berasal dari bahasa sanskerta, budhayah, yaitu bentuk kata dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari culture. Dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur. Sedangkan dalam bahasa latin, berasal dari kata colera. Colera sendiri berarti mengolah, dan mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (Setiadi, Hakam, & Effendi, 2006:27-38).

Budaya walima adalah sala satu aktivitas yang sudah tidak asing lagi untuk dipahami secara umum, karena budaya yang sudah dimiliki dan dikenal secara luas pada masyarakat Maluku Utara sejak turun temurun atau regenerasi. Budaya Walima sudah menjadi suatu nilai yang melekat di tengah-tengah masyarakat dan dilandasi sikap suka rela, tanpa keterpaksaan, serta niat menolong atau membatu pada sesama yang disebut (Gotong Royong).

Walima berasal dari bahasa Sula yang berarti Gotong Royong, kata walima ini sudah digunakan sejak lama oleh masyarakat Sula, praktek dari gotong royong ini sudah menjadi satu budaya yang sudah biasa di kalangan masyarakat Sula, hal ini biasa dapat kita saksikan melalui berbagai macam aktifitas pekerjaan masyarakat Sula, praktek dari gotong royong ini masi dapat kita jumpai di Kabupaten Kepulauan Sula, salah satunya yang berada di Desa Gay Fuata Kecamatan Sulabesi Selatan.

Akitifitasa kerja gotong royong di Desa Fuata terbagi atas dua bagian yaitu kerja gotong royong yang bersifat kepentingan umum dan keja gotong royong bersifat kepentingan pribadi.

Baca Juga :

Dinas Pendidikan Tanjabtim Kangkangi PTUN Jambi

Tempat Hiburan Rentan Dengan Penularan Covid-19, Prokes Harus Tetap Diterapkan

Kerja bersifat kepentingan umum adalah suatu pekerjaan gotong royong yang lebih merujuk ke pekerjaan yang umum atau kepemilikan bersama, kerja sedemikian biasanya dapat kita temukan dalam suatu pembangunan umum seperti masjid, sekolah, mushola, lapangan sepak bola dan bola voli gedung pertemuan desa, dan bakti sosial pembersihan lingkungan desa seperti pantai, jalan raya dan kuburan, dengan pekerjaan sedemikian dapat dihadiri banyak orang dengan menggunakan slogan walima (Gotong Royong).

Sejak awal masyarakat Desa Gay Fuata mengerjakan pekerjaan yang bersifat kepentingan umum tanpa ada bantuan dari pemerintah, masyarakat Desa Gay Fuata hanya mengandalkan tenaga dan Secara sukarela memberikan uang untuk pembangunan, namun kini sudah beralih fungsi dari kerja gotong royong masyarakat berubah menjadi pekerjaan pemerintah, semisal pembangunan sekolah, mesjid, mushola, jalan raya serta pembangunan lainnya.

Kerja pribadi adalah kerja gotong royong yang berawal darai inisiatif pribadi, pekerjaan ini dilakukan berdasarkan kebutuhan dan keinginan pribadi, namaun secara suka rela masyarakat Desa Gay Fuata terlibat aktif membantu dalam hal sumbangsih tenaga atau secara finansial, kerja seperti ini dapat kita temukan melalui pekerjaan pembagunan pagar rumah pribadi, yang dibantu secara suka rela oleh masyarakat, membuka lahan untuk perkebunan sampai pada menanam hasil tani, membantu membangun rumah pribadi, membantu untuk pembuatan perahu para nelayan, dan juga kerja-kerja yang bersifat kebutuhan pribadi lainnya dalam konsep lom Poa Do Hoi.

Selain dari selogan walima di Sula masi ada satu selogan yang mempunyai arti Sama dengan gotong royong yaitu Lom Poa Do Hoi. Lom Poa Do Hoi berasal dari bahasa Sula yang Artinya tidak berbeda dengan gotong royong, namun Lom Poa Do Hoi lebih digunakan ketika memberi uang sebagai ganti tenaga dalam hal gotong royong.

Lom Poa Do Hoi dalam bahasa Sula artinya Kumpul Darah dan Tulang, pemaknaan dari kumpul darah dan tulang adalah secara suka rela memberikan uang kepada orang yang sangat membutuhkan atau terdesak, kegiatan gotong royong yang bersifat partisipasi uang biasa di lakukan ketika satu keluarga tertentu sedang melakukan satu kegiatan yang bersifat membutukan banyak danah, semisal wisuda bagi mahasiswa akhir study, membantu orang-orang yang sedang berduka, menikah, khatan dan kegiatan yang bersifat ritual atau adat bagi anak laki-laki atau perempuan. dan juga hal-hal yang sangat membutuhkan danah. aktifitas seperti ini terus berlangsung apabila ada suatu kegiatan yang membutuhkan uang maka dibantu oleh masyarakat dengan selogan Lom Poa Do Hoi.

Budaya Walima Dan Lom Poa Do Hoi tidak hanaya berada pada satu pengertian yaitu dalam hal pekerjaan saja melainkan budaya walaima adalah simbol atau nilai persaudaraan yanag sudah terbangun sejak lama, dan melekat pada setiap aktivitas ada-istiadat masyarakat Sula.(Masri/Red)

pt sep gambar

Bupati Memakaikan Kain Songket Labuhanbatu Kepada Danrem 022/PT

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Bupati Labuhanbatu H. Andi Suhaimi Dalimunthe, ST.MT menghadiri Malam Ramah Tamah dengan Danrem 022/PT Kolonel Inf…

Read More...

Bupati Labuhanbatu Santuni 30 Anak Yatim Dan 20 Kaum Duafa

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Bupati Labuhanbatu H.Andi Suhaimi Dalimunthe ST,MT memberikan santunan pendidikan kepada 30 orang anak yatim dan santunan…

Read More...

Tekab Bilah Hulu Amankan Pelaku Perjudian Jenis Kim Hongkong

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Tim khusus Anti Bandit (Tekab) Unit Reskrim Polsek Bilah Hulu mengamankan AK Alias Adon (34) warga…

Read More...

Bupati Labuhanbatu: Dengan Adanya Kampung Tangguh Diharapakan Masyarakatnya Juga Tangguh

Sepindonesia.con | LABUHANBATU – Membangkitkan kesadaran dan semangat masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang tidak kunjung selesai, Forkopimda Labuhanbatu ciptakan…

Read More...

Metode Perhitungan Bappeda Labuhanbatu Dan PLN Berbeda, Laporan Realisasi PPJ Terjadi Selisih

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Terkait adanya selisih perhitungan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) antara PLN Rantauprapat dengan Bappenda Labuhanbatu yang terdapat…

Read More...

Empat Mobil Yang Ditumpangi Anggota FSPTI Diserang Di Labuhanbatu

Sepindonesi.com | LABUHANBATU – Rombongan Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (FSPTI) yang di ketuai oleh Abdul Rahman Rambe diserang di…

Read More...

Mendengar Teriakan, Pelaku Curat Berhasil Ditangkap Unit Reskrim Polsek Kualuh Hulu

Sepindonesia.com | LABURA – Unit Reskrim Polsek Kualuh Hulu yang dipimpin Kanit Reskrim Kualuh Hulu, Ipda Yuna H Gultom kembali…

Read More...

Kapolres Labuhanbatu : Perjuangan Masih Panjang Teruslah Berlatih

Sepindonesi.com | LABUHANBATU – Kapolres Labuhanbatu AKBP Agus darojat S.I.K., M.H. memberikan arahan dan motivasi kepada calon siswa (casis) Tamtama…

Read More...

Bupati Labuhanbatu Monitoring  Penyerahan  BLT-DD Tahap Dua Se-Kecamatan Bilah Hilir

Sepindonesia | LABUHANBATU – Bupati Labuhanbatu H. Andi Suhaimi Dalimunthe,ST.MT selalu monitoring dan awasai penyaluran bantuan kepada masyarakat, pengawasan ini…

Read More...